Sabtu, 08 Juni 2013

Bimbang, ragu dan bingung..

Sesungguhnya, diri ini sedang diliputi rasa bimbang, rasa ragu, dan bingung..
Ingin menangis sejadi-jadinya..
Semua orang terdekat pun sudah ku mintai pendapat, tapi...ragu itu terus menyelimuti..selalu datang menghampiri..

Butuh penguatan..
Butuh masukan..
Butuh pertimbangan..

Ahh sial, kenapa aku harus seperti ini? Selalu tergantung dengan pendapat orang..

Kamis, 28 Maret 2013

seharusnya hari ini hari terakhirku ditempat ini
seharusnya hari ini aku mulai memikirkan langkahku esok
tapiiii...
aku masih disini
tertahan oleh stumpuk kwitansi
amanahku yang tak kunjung selesai

Just tell Allah, not her, not him, or not them..

Just tell Allah about your problem
Just tell Allah about your feeling
Just tell Allah about your sad
Just tell allah about your happiness
Just tell Allah about all of the things

Don't tell him about this
Don't tell her about that
Don't tell them about all


Selasa, 19 Maret 2013

Hari ini begitu istimewa

19 Maret 2013

Hari ini adalah hari yang sangat istimewa karena banyak momen istimewa yang terjadi pada orang-orang yang istimewa.

Sucipto alias cipluk. Kami (aku dan vanny) memanggilnya dengan sebutan "om". Bukan karna secara fisik dia seperti om-om lantas kami memanggilnya om. Kami sering jalan bertiga. Nah berhubung dia cowo sendiri diantara kami bertiga, maka kami panggil om (gag jelas sebenernya, hehhe..). Hari ini dia milad yang ke 24. Hari yang istimewa bagi kami bertiga, tapi tidak bagi si om. Karena dia merasa biasa-biasa saja. Maklum cowo..Beberapa hari yang lalu dia mengalami sebuah musibah yang cukup menyakitkan (lebayyy...). Barang-barang berharganya, tas, dompet, laptop, camdig hilang di dalam mobil. Mobil yang terparkir di sebuah rest area menuju cirebon itu dijebol perampok. Barang-barang yang ada di dalam mobil pun hilang seketika. Cukup sedih sebenernya mendengar musibah yang menimpanya. Tapi aku yakin, dia bisa mengatasinya meski sulit. Dia bukan tipe cowo cengeng. Dia dewasa, dia tau apa yang harus dia lakukan. Dia pun tak butuh belas kasihan dari orang. Mendengar musibah yang menimpanya, aku dan vanny justru tertawa. Bukan senang diatas penderitaannya, tapi itu sebuah cara agar dia merasa kuat. Hampir 6 tahun kami berteman. Memiliki teman seperti mereka merupakan sebuah anugrah besar dari Allah. Meskipun mereka non muslim, tapi mereka punya toleransi beragama yang cukup tinggi. Sepanjang kami berteman, kami tidak pernah membahas masalah agama, karna itu hal yang sedikit sensitif.

Hmmm.. balik lagi ke miladnya si om cipluk. Banyak doa yang terselip untuk dia. Dan salah satunya adalah semoga kami, bisa merajut tali pertemanan hingga nanti.

Nofiyta Elliysa alias Kanopi.  Selain si om, orang istimewa yang punya momen istimewa hari ini adalah kanopi. Kakak sekaligus sahabat yang satu ini kini menginjak usia seperempat abad alias 25 tahun. Banyak doa yang ku panjatkan untuknya. Segala kebaikan dan keberkahan semoga selalu tercurah untuknya. Semoga targetnya untuk menyempurnakan agama ditahun ini bisa terwujud. Semoga Allah senantiasa melindunginya. Aku sayang kakak..teramat sayang.. Aku mencintai kakak karna Allah.. :)

Tiwi dan Ida. Teman se-fakultasku ini akhirnya melepas statusnya sebagai mahasiswi UNJ hari ini. Acara yang digelar di JIEXPO Kemayoran menjadi salah satu momen sakral bagi para wisudawan dan wisudawati UNJ. Selamat ukhti..selamat karna sudah menggapai title Sarjana Pendidikan secara resmi. Meski aku tahu, kalian tidak butuh title itu untuk menjadi seorang pendidik luar biasa, karna terkadang title hanyalah sebuah title, namun ini merupakan gerbang awal untuk mengemban misi-misi pendidikan, menggapai impian kalian. Afwan jiddan hari ini tidak bisa memberikan selamat pada kalian. Tapi percayalah, doaku selalu menyertai kalian.


Senin, 18 Maret 2013

9 hari lagi..

Ya 9 hari lagi.. 9 hari lagi aku berada disini.. ditempat belajar ini..

Bermula dari pertengahan Mei tahun lalu. Sahabatku,ya sahabat, mungkin lebih dari sekedar sahabat..apalah namanya itu. Dia menelponku dari kantornya. Menanyakan kabar dan lainnya. Saat itu aku sedang di Jonggol, tempat orang tua dan adikku tinggal. Dia tahu kalau aku sedang dalam posisi 'nganggur' (gag nganggur juga sih, karna seumur hidup aku tidak pernah nganggur, selalu berusaha mengisi waktu dan kantong, hehe..entah dengan mengajar ataupun freelance di toko buku). Saat itu aku sudah selesei sidang skripsi dan menunggu waktunya wisuda. Sahabat karibku itu menawarkan aku menjadi freelance sebuah event organizer yang punya acara di hotel. Aku ditawarkan untuk jadi LO di Hotel Grand Sahid Jakarta selama sebulan, terhitung tanggal 1-30 Juni 2012. Tugasnya hanya mendampingi pengisi acara tampil selama 2 jam. Aku harus datang 1 jam lebih awal dari sanggar. Total kerja hanya 3 jam per hari, dari pukul 11.00-14.00. Lumayan lah pikirku, karna aku bisa sambil ngajar juga diluar jam itu. (Disaat yang bersamaan juga tiba-tiba dapat telepon dari seorang kk bimbel tempatku mengajar dulu. Dia menawarkan aku untuk mengajar kembali disana. Mengajar privat murid yang pernah ku ajar dulu. Dengar-dengar dia mau aku yang mengajarnya). Pikirku pun melayang, mengkalkulasikan pendapatan per bulan ku jika jadi LO dan ngajar. WOW.. Penghasilan yang cukup WOW untuk seorang mahasiswa tingkat akhir sepertiku. (Mahasiswa? bukan. Kan udah sidang skripsi Alumni?? bukan juga. Lah wong belum wisuda Anggaplah mahasiswa tingkat akhir, hehehe). Tawaran itu pun ku iyakan.

Beberapa hari kemudian, sekitar akhir mei atau awal juni, aku ditawarkan untuk menjadi karyawan tetap di perusahaan event itu. Sebenernya masih bingung juga. Karna yang nawarin itu, ngomongnya agak berbelit-belit. Gag jelas maksutnya gimana..hehe.. Tapi setelah dijelaskan beberapa kali, akhirnya aku dapat poin apa yang dia bicarakan. Intinya, aku mau gag di hire untuk jadi karyawan di situ?? Sempat berpikir beberapa kali untuk menerima tawaran itu atau menolaknya. Kalau aku menerimanya berarti aku harus resign jadi freelance di toko buku dan meng-cancel tawaran mengajar yang sempat ku iyakan pada kk bimbel itu. Kalau aku menolaknya, sangat disayangkan, karna aku suka bidang ini. Sangat menyukainya. Aku pun suka dengan hal-hal yang baru, yang sebelumnya belum pernah aku lakukan. Setiap keputusan yang kita ambil pasti mengandung resiko. Tidak ada pekerjaan yang tidak beresiko. Karna keinginanku mencoba hal-hal baru itu lebih tinggi dari apapun, so aku mengiyakan tawaran menjadi karyawan diperusahaan EO ini.

Tidak sulit beradaptasi dengan orang-orang disini. Karna beberapa orang sudah aku kenal sebelumnya. Dan yang belum kenal pun bisa dengan mudah akrab denganku. Mreka begitu terbuka dengan orang baru, kcuali satu karyawati keuangan. Dia perempuan tapi sangat jutek. Tak ada senyum sedikit pun kalau ketemu orang. Total karyawan di ruangan ini ada sekitar 9 orang. Enam laki-laki, dan tiga perempuan. Detik berganti detik, menit berganti menit, baru beberapa minggu aku bekerja disini, tapi aku merasakan sangat nyaman berada disini. Sampai suatu hari aku sangat kaget setengah tidak percaya, salah satu dari kami mengundurkan diri. Humas perusahaan ini mengundurkan diri. Kaget, hampir tidak percaya, ingin menangis rasanya saat itu, karna baru merasakan kedekatan denngan mreka, dan harus ada yang pergi meninggalkan. Selain itu, event ini masih seperempat perjalanan, tapi sudah ditinggalkan oleh Humas nya. Sedangkan humas sangat berperan penting dalam event ini, truss gag ada humas gimana?? pikirku dalam hati. Oke, kita harus fokus ke depan. Karna event yang kita tangani saat ini baru awal. Masih ada 5 bulan lagi. Sambil menunggu humas yang baru, kita fokus pada tugas masing-masing. Untuk sementara humas dihandle oleh PO Event. Satu orang pergi, ternyata ada dua akhwat datang. Mereka karyawan kontrak untuk persiapan event selanjutnya. Tak sulit beradaptasi dengan orang baru, itulah kami. Baru saja kenal, tapi sudah akrab. Beberapa waktu kemudian, sekitar pertengahan Juli, bertambah lagi anggota baru kami, seorang laki-laki yang akan diposisikan sebagai humas, pengganti saudara kami yang pergi meninggalkan kami. Beberapa minggu kemudian, anggota kami bertambah, ada beberapa anak magang yang masuk. ada 3 adik perempuan kami yang Subhanallah. Wow, ruangan kami pun semakin ramai. Ruangan yang tidak terlalu besar dan dhuni oleh kurang lebih 14 orang. Waktu terus berjalan, subhanallah, rasa persaudaraan macam apa ini? ukhuwah begitu terasa di tempat ini. Saling mengingatkan dalam kebaikan, ibadah, dsb. Mungkin jarang ada kantor seperti ini.  Sholat berjamaah, itu yang selalu dijaga. Saling mengingatkan ketika masuk waktu sholat. Suatu nikmat yang patut disyukuri karna bisa mengenal mereka. Waktu terus saja berjalan, 2 saudari kami yang statusnya karyawan kontrak dan 3 adik magang kami akhirnya harus meninggalkan kantor ini karna masanya sudah habis. Kesedihan seketika menyergap, harus kembali melihat saudarinya pergi. Penghuni disini pun  berkurang, jadi agak sepi memang, tapi masih ramai. Akhir tahun, kembali kami ditinggalkan oleh salah satu saudari kami, kakak perempuanku, sahabat tercinta ku, ya dia sudah seperti kakak dn sahabat skaligus bagiku. Aku dengan mudah share masalah pribadiku padanya. Sangat care, baik, tulus, itu yang ku lihat dari dia. Sedih, ingin menangis rasanya ketika mendengar statement dia yang akan segera pindah kantor. Tapi, aku berusaha menyembunyikan rasa itu, harus terlihat tegar..hmm..pura-pura tegar tepatnya..hoho.. Saat itu kami sedang menyelesaikan laporan event. Laporan yang membuat kami hampir gila. Di tengah pengerjaan laporan itu kami harus kehilangan satu anggota kami, sesak, sedikit menyesakkan,  membayangkan kalau laporan ini akan lebih lama lagi selesei, sedangkan kami sudah dikejar target. Oke, fokus masa depan, dia pun berjanji akan membantu kami walaupun dia sudah tidak berstatus karyawan. Dan dia menepati janjinya. Sangat menepati. Standing applause for her. Luar biasa. Itu yang ku ucapkan dalam hati.

Di awal tahun 2013, tepatnya awal Februari, lagi lagi dan lagi kami harus kehilangan 2 anggota kami. Sayangnya aku baru dikasih kabar pas hari H mereka terakhir kerja. Sahabat karibku, saudariku, dia meninggalkan aku terlebih dahulu tanpa memberitahuku sebelumnya. Sakit hati ini, tercabik-cabik rasanya tahu rencana dia resign dari pihak ketiga. Aku begitu dekat dengannya, namun mungkin terasa jauh dihatinya.Dia pamit padaku pas hari H. Alhamdulillah saat itu aku sedang bisa mengontrol emosiku. Beberapa hari sebelumnya. seseorang memberitahuku soal rencana resign nya padaku, dan apa reaksiku? Aku hampir tidak percaya, karna sampai detik itu sahabat karibku tidak pernah membahas itu denganku. Dan aku mulai berpikir, kalau benar-benar dia baru bilang resign pas hari terakhir dia kerja, aku akan marah padanya, memusuhinya dalam jangka waktu tertentu. Tapi, Allah tidak mengizinkan aku berbuat seperti itu. Alhamdulillah aku mulai berpikir, mungkin ada alasan lain kenapa dia tidak pernah bilang atau sekedar cerita soal resign dia. Dan selepas sholat ashar, di mushola kantor tempat kami merecharge ruhani kami, dia berkata "Aku duluan ya". Hanya kata-kata itu yang terlontar, tanpa ada penjelasan, dan tanpa ada permintaan penjelasan terlontar dari bibirku. Seperti biasa, aku berusaha tegar..yaa..pura-pura tegar tepatnya. Aku bersikap biasa saja, aku mulai mengikhlaskan kepergiannya. Walaupun masih ada tanda tanya besar dalam pikiranku sampai detik ini, kenapa dia tudak pernah bercerita soal rencana resign, alasan resign, dan mau kemana setelah resign. Kecewa, itu yang ada dipikiranku. Laporan event belum selesai tapi dia sudah memutuskan untuk meninggalkan aku. Tapi salah mungkin kalau aku kecewa, karna dia (merasa) sudah menyelesaikan amanahnya. Dan yang tertinggal disini hanya amanahku saja.  Hmmm.. Hari itu hari Jumat. Hari paling menyesakkan. Siang hari begitu menyenangkan, karna aku bisa memecahkan teka-teki dari seorang bapak dikantor. Teka-teki bocah TK berhadiah 150rb. Senang, akhirnya aku bisa memecahkan teka-teki sederhana itu, skaligus malu, karna itu teka-teki bocah TK, haha.. sdikit menggelikan. Berbalik 180 derajat, malam hari ketika kami masih tenggelam dalam urusan laporan presensi, tiba-tiba seorang bapak, karyawan perusahaan lain yang satu kantor dengan kami, pamit menyalami kami satu per satu. Beliau hendak resign. Dan tanpa komando akhirnya semua merapat, membentuk lingkaran, bercerita. Saat itu aku sedang kesal (lupa karna apa), jadi aku tidak ikut dalam lingkaran cerita itu. Aku asyik memakai headset mendengar lagu-lagu favoritku. Cerita soal kenapa bapak itu resign,cerita tentang kantor ini, evaluasi gathering kami kemarin, oia rabu-kamis kami gathering di Citarik. Sangat terasa kebersamaan saat itu. Aku sendiri tidak terlalu peduli dengan apa yang mereka bicarakan saat itu. Setelah kesalku berkurang, aku mulai gabung dengan mereka. Seketika itu ada hal yang tidak aku mengerti. Hanya aku sendiri yang tidak mengerti karna daritadi sibuk sama headset. Ternyata selain sahabat karibku, bapak itu, ada salah satu diantara kami yang ingin resign juga. Seketika tangisku meledak mendengar kabar itu. Aku sudah menahan tangis ketika sahabat karibku pamit sekedarnya. Menahan rasa tidak percaya ketika bapak itu pamit dengan kami (bapak itu sering menyapa kami jadi lumayan akrab sama bliau) dan sekarang harus mendengar ada yang resign lagi. Semua perasaan menjadi satu. Satu dalam ledakan tangisan yang tak tertahankan. Kembali lagi pikiranku dipenuhi pertanyaan, "gimana sama laporan ini yang belum selesai?" Sedih, sediih sekali. Kecewa, kecewaaa skali. Tapi skali lagi, yang belum slesei ini adalah amanahku bukan amanah mreka. Mreka sudah (merasa) menyelesaikan amanahnya masing-masing. Beberapa hari aku masih dirundung kesedihan sekaligus kekecewaan terhadap mereka. Sedih ketika dikantor menjadi semakin sepi, hanya tinggal berdua perempuan diruangan ini dan 5 orang laki-laki.

Diakhir Februari, satu-satunya teman perempuanku pun resign dari kantor. Sediih lagi sebenernya tapi sudah beberapa kali merasa sedih, sekarang sudah jadi biasa saja. Jreng jreng..tinggallah aku seorang diri, paling cantik sendiri diruangan ini. Aku lebih sering bertiga di kantor, bersama 2 orang kakak laki-laki ku yang gila. Karna 3 orang yang lain jarang dikantor. Bersyukur punya partner kerja sekaligus kakak. Nikmat yang tiada tara punya kakak seperti kedua orang itu. Walaupun terkadang aku dianggap laki-laki juga sama mereka, tapi mereka sangat menghormatiku sebagai perempuan. Bertiga kami berjuang menyelesaikan laporan. Terkadang berempat bersama kakak perempuanku itu sih. Karna dia juga kerja, jadi hanya bisa bantu selepas pulang kerja atau weekend. Haaaaah.. alhamdulillah, Jumat, 8 Februaru laporan SELESAI. Sujud syukur kepada Allah. Akhirnya bebanku, beban kami lepas. Terima kasih ku ucapkan pada semua orang yang teah membantu laporan ini, terutama untuk ketiga kakakku yang luar biasa. Aku sangat menyayangi mreka. Aku teramat menyayangi mereka.. Menyayangi kedua kakak laki-lakiku itu dan menyayangi kakak perempuan ku itu. Aku menyayangi kalian karna Allah kak..Sempurna. Aku punya kakaaa..

Tak terasa, 9 hari lagi aku pun akan mengikuti jejak teman-teman sebelumnya. Resign. Sekarang fokus kembali mengejar impianku sejak SMP. Berkarir di bidang perbankan. Perbankan syariah khususnya. Impian atau sebuah obsesi? Impian yang tak akan ku biarkan seorang pun merebutnya, mencurinya, bahkan menghancurkannya. Impian yang mulai ku ceritakan pada teman, pada kakak-kakakku. Walau saat ini aku belum berhasil mencapai impian itu, tapi aku yakin, Allah tahu yang terbaik untukku.

Kamis, 10 Januari 2013

Heii Aku Bukan Kamu!!! Hellloo Aku Bukan Dia

Wajar manusia ketika tidak senang diperbandingkan dengan yang lain. Siapa yang ingin dirinya selalu diperbandingkan dengan orang lain? Siapa? Tidak ada! Begitu juga dengan aku. Aku bukan kamu! Berhentilah memandang sesuatu terutama aku dengan pandanganmu saja. Pandangan yang menurut kau anggap benar ketika kau berpikir itu benar, dan apabila kau berpikir salah maka kau anggap salah. Mulailah belajar dengan memandang dari sudut pandang orang. Mungkin kau lebih segalanya dibanding aku. Kau lebih ini, lebih itu dibanding aku.  Tak tahukah kau? Sakit rasanya ketika kau mulai memandangku dengan sudut pandangmu sendiri. Perih rasanya diperlakukan seperti itu. Tak sadarkah kau itu?

Heeeeeii kaliaaan..!!!! Aku bukan dia. Yang bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang. Yang bisa melakukan beberapa hal dalam satu waktu. Yang bisa ini dan bisa itu. Cukup. Stop. Aku bukan dia. Jangan coba-coba membandingkan aku dengan dirinya. Jangan coba-coba menuntutku seperti dia. Karna Aku Bukan Dia